Selamat pagi sobat SPE …, jumpa lagi dengan
kita, redaktur berita SPE. Kali ini kami ajak kalian semua untuk berkunjung ke
wisata religius “Sunan Ampel”. Meskipun kunjungan ini sudah beberapa bulan yang
lalu, tapi kenangan di tempat wisata tersebut masih membekas sampai saat ini
sehingga menarik ide redaktur untuk menuangkannya dalam sebuah diary perjalan SPE. Digagas oleh komting
SPE, Ardanto, seusai perkuliahan beberapa warga SPE laki-laki berkumpul untuk menetukan
tujuan wisata dalam rangka mengisi waktu luang. Sebuah ide menarik datang dari
Ardanto, “wisata religi”, katanya. Semua pun menyetujuinya, dan wisata makam
Sunan Ampel menjadi tujuannya. Semua berangkat dengan bahagia.
Sesampai disana, kita langsung parkir di area
parkir. Sebelum ke kompleks utama, terlebih dahulu kita melewati pasar. Disini
dijual berbagai macam kuliner dan busana bernuansa islami.
“Ayo mangan disek ae, luwe…..!” , sebuah ucapan
datang dari salah satu rombongan. Ternyata tak hanya satu pihak saja yang
merasakan, langsung saja semua mencari ide untuk menentukan menu yang tepat.
Karena kita sedang berda di tempat
wisata religi, semua setuju untuk mencoba kuliner roti mariam yang
kental dengan nuansa Timur Tengah.
Semua rombongan begitu menikmati sajian khas
Timur Tengah ini tanpa menyadari efek yang ditimbulkan setelahnya. Bukan karena
masakannya kurang “menggigit”, tapi karena ini, sobat SPE……..,
Maklumlah, kebanyakan rombongan anak kost :D
Perjalanan dilanjutkan ke tujuan utama, yaitu
makam Sunan Ampel.
Disana juga terdapat sumber air minum yang
ramai dikunjungi dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, tentu dengan izin
Allah ya sobat.
Diakhir perjalanan, beberapa dari rombongan
membeli camilan yang dijual di pinggir masjid. Diantaranya ialah getas, ketan,
dll.
Tampak muka bahagia dan ceria semua rombongan, sebuah pengalaman yang
berkesan bagi beberapa warga SPE.
Nantikan perjalanan menarik lainnya bersama
dengan kita.
Tetap SEHAT
Tetap SEMANGAT
supaya kita bisa makan makan dan jalan jalan
lagi bersama,,,,,,,,,, SPE hunters.
Salam Wani,
Sekian.
0 komentar:
Posting Komentar